Rabu, 21 Mei 2014

QRP STYLE

adalah 'kondisi' dimana si operator 'mau' menggunakan 'POWER RENDAH'. Bahkan dalam sisi hombrewer berkembang menjadi 'kondisi' yang sederhana, minimalis, gampang dirakit, dan murah biayanya. 
Kunci sukses dalam bermain QRP memang pada 'kesabaran', 'ketelatenan', serta perangkat 'receiver' dan 'antenna' yang memadai.
Agar receiver bisa sederhana, beberapa homebrewer melirik ke DC receiver yang mudah dibuat, tetapi punya kelemahan pada sisi 'selektifitas'. Kalau 'sensitifitas' dan 'dinamika' setara dengan superheterodyne, bahkan bisa lebih.
QRP style kebanyakan menggunakan mode CW dan data. Mode phone juga masih banyak.
Mode CW (A1) hanya menggunakan bw selebar 100Hz.
Mode PSK31 menggunakan bw sekitar 32Hz
Mode SSB (LSB/USB) menggunakan bw 2000-3000Hz
Agar bisa 'terbaca', CW hanya butuh signal +2db di atas QRM, sedangkan SSB butuh +10db di atas QRM.
Dari gambaran di atas, jelas CW lebih efisien 20x (+12db) dan lebih tahan QRM (+8db) dibandingkan SSB. Gambaran nyatanya adalah 1W (30dbm) CW setara dengan 100W (50dbm) SSB.

Apakah QRP transceiver cukup banyak?
Seluruh transceiver pabrik dan DIY adalah QRP transceiver, cukup dengan menurunkan RF power out sampai < 10W.

Banyak sekali QRP transceiver yang biayanya cuma seharga 'sebuah 2SC2290' yang cukup ditenagai dengan Wall PSU (1-2A).
Mohon komentar-komentar tambahan dari temen-temen ...
DO MORE WITH LESS POWER



1 komentar: