Adsense

Jumat, 07 Oktober 2016

TRIJEE V2.0 3 BAND HF SSB TRANSCEIVER

Rancangan baru, TRIJEE V2.0 3 BAND SSB TRANSCEIVER
Trijee adalah 3 band ssb (lsb/usb) HF trx yang paling kompak, kecil, sederhana yang pernah saya buat. Ukuran PCB (monoboard) "hanya" 10cm x 18.5 cm, atau bisa dipecah menjadi dua board terpisah (exciter & PA Linear). Agar sistem ini bisa bekerja tentu saja harus menggunakan LO (tidak tersedia di PCB). Anda bisa menggunakan DDS apa saja yang mempunyai kontrol band (VU3CNS, LU5DJV, om Dian Kurniawan, HT717-nya om Syaiful Arif, dsb). Kontrol band harus active high agar bisa di decode oleh IC ULN2003.atau menggunakan kontrol manual
Rancangan ini menggunakan konsep BITX exciter dengan beberapa pembenahan :
- Xtal filter menggunakan xtal 8-10Mhz atau menggunakan filter pabtik dengan penambahan matching impedance.
- IF amplifier MC1349/MC1350 dengan AGC dan IF GAIN control
- Front end mixer bisa menggunakan TFM-335, TUF1, TFM2, ADE-1
- 3 BAND kerja yang bisa anda pilih sendiri sesuai kebutuhan dengan LO-DDS yang sesuai.
- RF power bisa disesuaikan kebutuhan dari 15W - 80W
- Rangkaian transmitter menggunakan TIA (terminated insensitive amplifier) dari Wes Hayward W7ZOI untuk mengurangi masalah self osilasi yang sering muncul.
- Attenuator pad di input PA linear untuk menyesuaikan input RF
- terminasi di setiap penguat linear untuk mengurangi masalah self osilasi dan IMD (intermodulation distortion)
Dengan pcb epoxy dual layer, akan memberikan keuntungan sbb :
- tanpa jumper kabel di dalam pcb
- mempunyai jalur ground yang luas pada top layer.
- soldermask dengan perak timah, memudahkan dalam penyolderan (terutama bagi pemula). Karena pad penyolderan ditempatkan pada bottom layer, maka tidak akan mleber ke mana-mana.
- Hasil penyolderan lebih kuat.
- tapi kekurangannya juga ada, susah nyopot komponennya.








Sabtu, 13 Agustus 2016

4 Way RX Antenna Splitter

Biasanya para kontester dan DX'er tidak cukup dengan sebuah receivier. Dengan sebuah antenna untuk beberapa receiver tentu saja butuh itung-itungan agar terminasi tetep di 50 ohm.
Rancangan di bawah bisa bekerja dari 1-400Mhz dan menggunakan splitter TSC-2-1 dari miniicircuit. MAR-6 (dari Minicircuit juga) digunakan sebagai RF amplifier dengan penguatan sekitar 18db. MAR-6 adalah MMIC dengan rentang kerja dari DC-2Ghz dengan NF +/- 3db. Dengan MAR-6, IIP3+ sekitar 18dbm. Dengan MAV-11, IIP3+ sekitar +26dbm
Agar bisa bekerja pada band HF, disediakan LPF < 30Mhz untuk menhalau sinyal-sinyal kuat dari FM broadcast.





Referensi :
- TSC-2-1
- MAR-6+
- RX SPLITTER
- MAV-11

Jumat, 12 Agustus 2016

RF Clipping Speech Processor

RF Clipping Speech Processor



Harga @ 190 ribu + ongkir, sudah ongkir di p Jawa (JNE/Pos). Modul sangat terbatas. 
Foreign buyer please email me . Price US$22 + US$5 (P&P). 
referensi :
- http://jwm.de/afu/index0.htm
- http://www.sadxa.org/n7ws/S_PROC.pdf
- http://www.kg4jjh.com/pdf/RF%20Speech%20Clipper.pdf
- http://www.radiomanual.info/s…/ACC_audio/Datong_RFC_user.pdf

Menggunakan perangkat QRP harus sabar dan telaten, terutama untuk mode voice. Meningkatkan "kekuatan" antenna adalah cara yang lazim untuk meningkatkan penerimaan signal di sisi lawan bicara.
Jika kita bekerja di band 30M, 20M, 15M, dan 10M mungkin tidak ada masalah. Dengan yagi antenna beberapa elemen, sudah bisa menjadi alternatif cara meningkatkan kekuatan signal sebesar 6-10db (1-1.5 S), cukup lumayan untuk melawan QRM yang timbul. Bagaimana kalau bekerja di band 160M, 80M, dan 40M? Sepertinya sangat sulit membuat high gain antenna seperti di atas.
Alternatif lainnya adalah meningkatkan "kekuatan suara" (talk power) dengan meningkatkan daya rata-rata dari transmitter-nya. Beberapa perangkat SSB transceiver buatan pabrik, biasanya sudah built-in audio speech processor atau/dan rf speech compressor.

Apa perbedaan antara audio speech processor dan rf speech processor?

AUDIO SPEECH PROCESSOR, adalah "pengolahan signal audio" di dalam spektrum audio (di bawah 20khz). Cara yang paling umum adalah menggunakan audio compressor yaitu dengan menambahkan AGC audio di bagian inputnya, Biasanya akan menambah s-meter sebesar 2-3db. Cara lain yaitu menggunakan pemotongan signal amplitudo suara, tetapi efeknya akan menghasilkan harmonik suara yang sangat mengganggu, sehingga pemotongan amplitudo tidak boleh terlalu besar. Audio 400Hz, akan menghasilkan harmonik 800Hz, 1200Hz, dst yang akan bercampur dengan suara aslinya, sehingga akan mengurangi detail suara. Audio speech processor ini biasanya sebagai kelengkapan low end ssb transceiver.

RF SPEECH PROCESSOR, adalah "pengolahan signal audio" di dalam spektrum RF (>100Khz). Yang paling banyak digunakan adalah sistem ALC. Tetapi sistem ALC tidak maksimal, karena RF dikompresi tak lebih dari 3dB untuk mengurangi risiko kerusakan linear PA. Yang paling superior adalah sistem RF Clipping Processor, sistem ini akan akan menambah penerimaan sebesar 6-10db (1-1.5S). dan biasanya hanya terdapat di mid dan high end SSB transceiver. Kualitas suaranya jernih dan modulasi terasa sangat MENONJOL dan TEBAL, cocok digunakan untuk check-in, kontes, dan DX. Bagi anda yang senang regchewing, kurangi ratio pemotongan signalnya. RF Clipping processor menggunakan cara pemodulasion low level ssb, diolah, dan dikembalikan ke audio kembali. RF clipping processor, TIDAK meningkatkan peak-power, tetapi meningkatlan average power (daya rata-rata)

Cara kerjanya (lihat diagram blok) :
- Audio diumpan ke modulator (NE602 dengan carrier misal 459Khz)
- Output moulator akan di filter dengan keramik filter 455Khz dengan lebar 6Khz
- RF yang termodulasi (SSB atau DSB) akan diperkuat +45db untuk menghasilkan sinyal SSB sebesar minimal 2V
signal RF di potong dengan diode limiter (2x 1N4148), jika signal inputnya sekitar 4V, maka diode limiter akan memotong signal RF sehingga tinggal 0.7V
- pemotongan signal rf mengahsilkan signal harmonik (910Khz, dst), maka signal RF tersebut harus difilter kembali
Output RF di umpan ke demodulator NE602 untuk dikembalikan menjadi signal audio
- Hasilnya outputnya adalah signal audio yang bersih dengan amplitudo yang lebih seragam di spektrum audio < 6Khz.
Untuk mengatur besar kecil-nya pemotongan sinyal (clipping), R 68ohm bisa diganti dengan resistor 68ohm - 470 ohm. Karena di dalam perangkat biasanya sudah tersedia pengatur level microphone, maka potensio tudak disertakan.






Skema di atas menggunakan 2x NE602. Ukuran pcb 4.4cm x 3 cm, dan bisa dimasukkan ke dalam Handmic Yaesu MH-31 tanpa kesulitan. 
Peinsipnya, RF clipper processor ini digunakan untuk mengganti mic dynamic yang ada.

Spesifikasi :
- Bandwitdh 6Khz, menggunakan 3x filter original Murata CF CFUM455G/H
- Menggunakan penguat broadband


Kamis, 04 Agustus 2016

BUITENZORG 1.4 LSB/USB/CW 40M 2W QRP LSB/USB TRANSCEIVER + VXO

Buitenzorg 1.4 merupakan module monoboard monoband menggunakan basis skema Buitenzorg 1.2 dengan menambahkan mode CW(A1), audio filter CW dan mosfet CW switch. 

Spesifikasi teknis (assembled board = US$78 + P&P)

  • Menggunakan High dynamic range diode Mixer (Minicircuit TFM-335 ,TFM-150
  • Mode : LSB/USB/CW
  • Sensitifitas : 0.5uV
  • Selektifitas : 2.6Khz-2.9Khz
  • 500Hz audio CW filter 
  • IF 20 Mhz + 6 pole xtal filter
  • Local Osc. : VXO (7.00-7.12Mhz) atau DDS (optional)
  • Audio output : 2W/8 ohm maks
  • RF output : 2W pada 50 ohm
  • Bisa dikembangkan sebagai basis multiband transceiver dengan menambahkan LO-DDS atau LO-PLL, multiband BPF, dan multiband LPF
  • PCB epoxy dual layer











Grafik filter LSB


Grafik filter USB


Intermodulation Distortion 2W PA linear < -50dbc 



Jumat, 29 Juli 2016

BUITENZORG 1.2A 40M 5W LSB/USB TRANSCEIVER + VXO

Spesifikasi teknis
a. Mode : LSB/USB
b. Sensitifitas : 0.5uV
c. Selektifitas : 2.6Khz-2.8Khz
d. IF 20 Mhz
e. Local Osc. : VXO atau DDS (optional)
f. Audio output : 2W/8 ohm maks
g. RF output : 5-7W pada 50 ohm
h. PCB epoxy dual layer

https://www.youtube.com/watch?v=J28VrvKnMEw














Sabtu, 23 Juli 2016

Menambah mode AM dan CW pada SSB Transceiver Homebrew

Jika saya merilis kit-kit transceiver, pasti ada saja yang menanyakan apakah bisa bekerja pada mode AM.
Mode AM di bandplan ORARI hanya diperbolehkan bekerja pada band 3560-3570 Khz (?) untuk lisensi Siaga. Mode AM bisa dimonitor pada SSB receiver, tetapi tidak sebaliknya.
Sinyal AM terdiri dari Carrier, LSB, dan USB yang akan dikirim bersamaan sehingga membutuhkan power RF yang lebih besar (8x) dibandingkan mode SSB.
Kalau sudah seneng dg AM, mau apalagi?!
Gambar skema di bawah adalah skema untuk menambah mode AM (TX & TRX) untuk perangkat ssb transceiver homebrew yang menggunakan modulator diode BUKAN modulator aktif.




AM generator yang dipake menggunakan low level modulation dengan cara membocorkan carrier (yang seharusnya ditekan pada mode SSB) sampai 25-30% dari peak power.
Gambar A hanya menambahkan modulator AM pada TX, sedangkan penerimaan masih menggunakan product detector.
Gambar B, menambahkan modulator AM sekaligus detektor AM dan membutuhkan relay untuk saklar sekali jalan atau bisa juga menggunakan saklar togle 2 induk.
Prinsip kerja, jika port IF diberi tegangan 0-0.7V (tergantung diode yang digunakan), maka BFO akan bocor sesuai dengan tegangan yang dimasukan, carrier bocor yang disarankan sekitar 25-30% dari sinyal puncak (peak power).

Cara men-test-nya, jika PA linear anda misalnya 50W, maka sinyal tanpa modulasi (AM mode) diatur sampai keluar 12.5-15W pada power meter dengan memutar trimpot VR. Jangan mengatur carrier tanpa modulasi lebih dari 30%, karena akan menaikkan rata-rata daya sebesar 30% juga. Jadi siapkan tambahan kipas pendingin atau perbesar heatsink. Jangan lupa, PA linear harus bekerja minimal pada klas AB.

Pada AM generator dengan low level modulation, agak sulit dicape 100%, kecuali anda menggunakan cara2 konvensional seperti modulator seri, PWM modulator atau AM modulator summing. AM Modulator summing, adalah sistem low level modulation juga, tetapi membutuhkan rangkaian yang lenih panjang.
Anda juga bisa menambahkan lagi mode CW A1 (carrier) yang skemanya bisa dilihat pada gambar sebelahnya.

Jreeng, sekarang SSB Transceiver anda punya 2 mode transmisi tambahan AM & CW.
Biaya modifikasi kurang dari 20 ribu, sudah termasuk relay..
Selamat mencoba



Referensi : 
- http://www.qsl.net/va3iul/RF%20Mixers/RF_Mixers.pdf

Selasa, 19 Juli 2016

BlekokQRP High Performance IF Subsystem for HF Transceiver.

Merancang SSB transceiver menggunakan sedikit komponen tetapi mempunyai banyak fitur memang tidak mudah, memerlukan banyak eksperimemt dan memahami karakter dan fungsi2 komponen dalam rangkaian.
Rangkaian di bawah adalah rangkaian minimalis untuk IF stage dengan banyak fitur untuk mode SSB.
Receiver :
Jantung dari rangkaian RX IF stage adalah 2x TL592B yang mempunyai noise figure lebih baik dibandingkan NE592 maupun MC1350, hanya tidak mempunyai AGC control. Disini AGC control menggunakan variable diode attenuator menggunakan diode pin HSMP-3830 dari Agilent atau 1N4007 yang karakteristiknya mirip pin diode switch. AGC synamic-nya sampai 5-100db dengan AGC Line 2V-9V. Total gain sekitar 90db 
Pengaturan RX IF stage meliputi, AGC off switch, RX mute sw, IF Gain, AGC Threshold, dan S-Meter.
Transmitter :
Agar audio lebih menonjol, RF Clipping processor ditambahkan untuk meningkatkan average power (talk power) sampai +6db. Clipping Adjusment untuk mengatur titik potong tegangan output TL592B.
Mixer M1 TFM-335 (high dynamic mixer) mempunyai IP3 sebesar +24dbm, dan masih bekerja linear sampai input RF 200mW di RF port. RF amplifier tidak diperlukan. 
Jika memerlukan RF amplifier gunakan gain < +10db dan bisa diswitched. Penambahan rangkaian ATTenuator bisa meningkatkan range dinamika dari receiver.
M1 bisa menggunakan diode mixer lain seperti SBL-1, ADE-1.

3 BAND LO-PLL YANG MINIMALIS

download





Pada pertengahan Juni 2016 lalu, ada pesan masuk yang ingin membuat PLL-LO 3 band yang sederhana dengan sedikit komponen untuk Buitenzorg 1.2A dengan IF 20Mhz. Kebetulan permintaannya nggak ribet, dan nggak usah pake display.
Saya langsung mencoba dengan PLL favorit saya MC145151P2 dari Motorola dengan manhattan style. 
1. Yang pertama saya bikin adalah membuat VCO yang bisa bekerja dari 23-32Mhz dengan diode varactor MMBV609LT1, ternyata dengan tegangan 2-7V mampu bekerja sesuai rencana.
2. Super VXO dengan 2x xtal 20Mhz yang bisa bekerja dari 19.9-20Mhz, dan masih cukup stabil.

Peinsip kerja :
Di dalam IC MC145151P2 sudah dilengkapai dengan eangkaian oscilator, pembagi referensi, pembagi utama (3-16.000), dan phase detector. Agar bisa menghasilkan sinyal RF, diperlukan VCO. VCO sebagai frekwensi generator sangat tergantung dari 
- VXO
- pembagi referensi 
- pembagi utama

Dalam rangkaian umum PLL, VXO dan pembagi referensi akan mengatur step frekwensi, sedangkan pembagi utama digunakan untuk memprogram frekwensi kerja (paralell programming).

Tetapi dalam rangkaian di bawah, saya membuat berbeda, pembagi utama digunakan untuk mengatur band kerja, sedangkan VCO pergeserannya sangat tergantung dari pergeseran super VXO yang digunakan. Cara kerja seperti ini akan memberikan cara yang sederhana karena hanya membutuhkan varco kecil (10-60pF) untuk melakukan pergeseran frekwensi.
Stabilitas VCO sangat tergantung dari stabilitas VCO.

Bagaimana untuk membuat LO-PLL di seluruh band HF? tentu saja anda harus menggunakan beberapa VCO agar bisa bekerja pada seluruh band HF. Saran saya, gunakan IF yang tinggi (misal 70Mhz) sehingga dengan satu VCO (71-101Mhz) bisa meng-cover band HF dari 1-30Mhz dan BPF cukup menggunakan LPF < 30Mhz.

Karena MC145151p2 hanya bisa di input sampai 35Mhz, diperlukan prescaler (pembagi 8 atau 10) untuk menurunkan frekwensi kerja VFO 
Super VXO juga bisa diganti dengan DDS yang bekerja dari 7.2-10.1Mhz, hanya firmware perlu di ubah agar display frekwensi sinkron dengan frekwenai kerja
Referensi :
https://www.nxp.com/fil…/rf_if/doc/data_sheet/MC145151-2.pdf
http://www.onsemi.com/pub_link/Collateral/MMBV609LT1-D.PDF

Kamis, 05 Mei 2016

"BODOLER" Simple SSB TRANSCEIVER

http://s000.tinyupload.com/?file_id=64836818919744266230

Terinspirasi dengan rangkaian TRX yang minim komponen, saya teringat ekperimen 1-2 tahun lalu bersama om Amirudin YC2MAP. Target eksperimen nya adalah semaksimal mungkin menggunakan komponen yang bisa digunakan oleh RX & TX.

Ada beberapa cara yaitu mmenggunakan diode, transistor, atau relay sebagai saklar. Plihannya menggunakan relay, karena sederhana dan bisa bekerja pada spektrum RF maupun audio dengan isolasi yang tinggi. Menurut saya relay disini menjadi komponen termahal. Pensaklaran dilakukan untuk memindahkan jalur RF atau audio, bukan untuk catu daya, karena rawan suara ngentut atau ciet pada waktu penggantian dari RX ke TX. 
Agar bisa 'murah', bagian mixer, PD, dan BM menggunakan mixer diode 1N4148.
Sengaja rangkaian tidak menyertakan audio PA, karena tergantung kebutuhan. Bagi yang seneng QRP pasti akan pilih LM386, sedangkan yang ingin menggelegar akan pilih TDA2002/3. .Penggunaan arus (tanpa audio PA) lumayan rendah, sekitar 50mA.
Supaya sederhana, rangkaian mute RX dan AGC digabung menjadi satu. 
Relay 1 digunakan untuk saklar DC dari +12VRX dan +12VTX dan penggantian input/output audio dari preamp mic dan preamp audio (low noise, low impedance preamp).
Relay 2 digunakan untuk pergantian xtal filter + IF amp untuk RX dan TX.
Sedangkan Relay 3 untuk pergantian BPF & RF amp untuk TX dan TX.
Jumlah komponen sekitar 100 parts, cukup sedikit, bandingkan dengan BITX20. Baya ditaksir sekitar 50-100 ribu diluar PCB.

Silahkan bagi yang berminat, bisa gambar sendiri PCB layout-nya.






Jumat, 08 Januari 2016

BITX 4.1 40M SSB TRANSCEIVER

Part 1 & 2

Skema Exciter, 10W PA Linear, PCB Layout sudah bisa di download di BITX41


BITX20 dirancang oleh om Ashhar Farhan VU2ESE di tahun 2004, rancangannya sangat populer di dunia, bahkan pernah diwawancarai oleh CNN.
Banyak para hombrewer yang mengembangkannya menjadi kit-kit yang popular seperti MKARS80, Hendrick BITX, BITX V3a, V3b. Dan terakhir omYoke Kurnia YB3LVX mengembangkannya kembali menjadi Bixen.
BITX juga menjadi memori bagi saya, dimana thn 2004 saya bisa bikin perangkat 80m ssb transceiver dalam waktu seminggu, biasanya tahunan. Basisnya adalah BITX20.
Berikutnya, saya membuat lagi BITX Ver 3a (RAHUL SRIVATAVA VU3WJM), dengan banyak modifikasi (untuk memperbaiki sensitifitas, dan dinamika) dan untuk mengurangi masalah self osilasi dan total noise figure. Inilah modifiksinya; penambahan AGC, penambahan penguat mic, membuang penguat BM, dan terakhir menambah roofing filter.
Sebetulnya, modifikasi ini nggak banyak, jumlah komponen hanya bertambah +/- 10 parts (lihat lingkaran warna ungu).
1. BITX asli suaranya kurang kenceng, maka preamp audio diperbaiki dengan rangkaian cascade dengan penguatan lebih baik dengan input impedansi rendah dan noise rendah.Terminasi 47 ohm ditambahkan bersama dengan koil 1mH sebagai filter pasif.
2. Untuk menghindari suara ciet-ciet pada waktu PTT ditekan, dipasang masing2 transisitor di bagian penguat preamp dan penguat audio RX.
3. Penguat mic di tambah 1 transistor supaya lebih menggelegar, masalah timbul ternyata sering self osilasi, karena sinyal dari BM cukup kenceng.
4. Solusinya, penguat BM di buang dan diganti siode switch, dari BM langsung ke xtal filter.
5. pada Post mixer, resistor 220 diganti dengan RFC 22uH untuk memperbesar sinyal, dan ditambah dengan attenuator -3db untuk menhindari suara 'ngentut', Jangan lupa Q1 & Q3 menggunakan transistor yang low noise untuk RF.
6. Penambahan AGC audio di LM386
7. Penambahan roofing filter untuk mengurangi IMD pada input post mixer (+/-4Khz)





Rancangan ini berdasarkan skema BITX Ver 3a. Cara2 dan ururan perakitannya juga sama dengan BITX V3a tersebut.

PCB Exciter digabung dengan PA linear untuk mengurangi masalah pengkabelan. Jarak komponen juga diperlebar untuk memudahkan penyolderan (bagi pemula sekalipun). Jenis komponen juga masih banyak tersedia, kecuali toroid material 43 atau 2 yang agak sulit. Mudah2an ada yang mau menyediakan. Ukuran PCB Exciter 16cm x 11 cm, dan PA linear 3.5cm x 11 cm. 


BITX 4.1 part 3.

RX :
1. BPF ini menggunakan 3 koil IFT 10.7Mhz yang bekerja sebagai filter pada range 7.00-7.20Mhz. Bekerja secara bilateral.
2. RF amplifier, transistor yang low noise dan high dinamik menjadi 'wajib', biasanya menggunakan TR yang digunakan pada penguat CCTV atau booster TV. Gain jangan terlalu kuat, cukup 10-12db, agar NF tidak naik.
3. Mixer diode, merupakan bagian 'terpenting' dari rangkaian RX secara keseluruhan sebagai 'pintu gerbang' sinyal yang di konversi ke sinyal IF. Bagian ini paling menentukan sensitifitas dan dinamika. Linieritas menjadi perioritas. Jangan 'sembarangan' menggunakan toroid yang nggak jelas. Output port IF di mixer, terkenal banyak sinyal, hasil penggabungan RF + LO. Jika mixer bekerja dg linearitas tinggi, seharusnya hanya sinyal RF+LO atau |RF-LO|. Jika bekerja kurang linear, maka akan semakin banyak sinyal harmonik dari RF (1xRF, 2xRF, ... nxRF) dan harmonik LO (1xLO, 2x LO, ... nxLO) yang bergabung, dan akan menghasilkan banyak sinyal di port IF. Masalah ini biasanya dinamakan Intermodulation Distortion (IMD).
4. Untuk membatasi sinyal2 liar dari mixer, maka sebelum diperkuat oleh post mixer amp (10-12db) perlu di filter dulu. Filter ini biasanya di sebut sebagai filter DIPLEXER yang merupakan gabungan antara LPF dan HPF (pake LC) yang membentuk BPF selebar 20-25Khz. Sekarang menggunakan xtal filter dengan nama ROOFING FILTER. BW roofing filter >= BW filter utama.
5. Filter utama dibentuk dengan 4x xtal, bagian ini menentukan selektifitas, dan bekerja secara bilateral (dua arah).
6. IF amplifier, punya fixed gain sekitar 25db. 
7. PD/BM, bekerja secara bilateral. Masalah utama disini, adalah bagus sebagai PD, belum tentu bagus sebagai BM. Atur trimpot 100 ohm, dan trimmer agar bekerja optimal di kedua fungsi tersebut. BM, harus bisa mengurangi sinyal carrier sampai -40db. Output PD memerlukan terminasi 50 ohm, biasanya cukup menggunakan 51 ohm yang diseri dengan 0.1uF ke ground.
8. BFO harus bisa mengeluarkan sinyal minimal 10-20mW, agar PD/BM bekerja optimal. Diode germanium (matched) tentu lebih bagus dibandingkan diode silikon.
9. Impedansi output PD adalah rendah, sekitar 50 ohm, membutuhkan low impedance preamp. Agar mathced, input sinyal dilewatkan ke emitor. Gain 2 tingkat preamp ini lumayan besar (+40db) dan low noise. Sebagai penguat audio, saya masih 'percaya' pada LM386 dan dilengkapi dengan AGC.

TX.
10a. Preamp mic menggunakan impedansi output rendah (50 ohm). Skema ini hanya cocok untuk mic condenser. Jika mmenggunakan mic dinamik, harus di tambah satu penguat lagi. Audio output sekitar 2-5mW pada 50 ohm, cukup untuk mendorong BM diode. 
10b. Balanced Modulator (BM). Hasil sinyal DSB-nya cukup kuat, seringkali penguat BM menjadi masalah self osilasi. Dari pada membuat masalah, prnguat ini dibuang, dan diganti dengan diode switch ke x-Tal filter.
12. Dilanjutkan ke penguat TX sebelum mixer. Mixer diode 1N4148, port IF-nya sangat rentan dengan sinyal besar (IIP3), maka outputnya perlu diberi attenuator sebelum masuk mixer. Output dari mixer, dengan conversion loss sebesar -10db (dalam praktek). biasanya masih kecil (0.2-0.3 mW).
11. Local Oacilator terdiri dari VFO + buffer + penguat. VFO bekerja pada 2.8-3.00Mhz agar bisa bekerja pada band 7.00-7.20Mhz dengan IF 10Mhz. RF out LO sekitar 15-20mW, cukup untuk memasok mixer diode. 
13. Output Mixer dikuatkan agar bisa keluar sekitar 5-10mW sebelum masuk BPF. Selanjutnya masuk ke buffer (2SC2053), agar bisa mengeluarkan sekitar 100mW.
14/15. PA linear menggunakan 2 tingkat, IRF510 sebagai driver dan IRF520 sebagai power final, dengan total gain sekitar 20db, rasanya mudah untuk mengeluarkan 10W dengan input 100mW.
16. Saklar LPF untuk RX & TX.
17/18. Filter PSU dan saklar RXTX.

Modifikasi pada Mixer/PD/BM :
1. Jika menginginkan sensitifitas & dinamika yang lebih baik, mixer bisa diganti dengan SBL-1, SRA-1, ADE-1, RMS-1/2, dsb
2. Untuk audio yang jernih, PD/BM juga bisa diganti dengan mixer yang sama di atas